Mengapa Steak Kini Jadi Tren di Indonesia
Kamis, 29 Mei 2025 08:02 WIB
Menurut laporan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, konsumsi daging premium seperti wagyu dan angus melonjak 15% sejak 2020 di kota-kota besar.
***
Di media sosial, dunia kuliner Indonesia sedang diramaikan oleh satu fenomena: video steak dan wagyu yang menggoda selera. Dari Instagram hingga TikTok, klip-klip pendek yang memperlihatkan daging premium berderit di atas panggangan, disiram saus mengilap, atau disajikan dengan estetika memukau kini membanjiri linimasa kita. Food vlogger dan influencer berlomba memamerkan potongan wagyu yang meleleh di mulut atau steak dengan grill mark sempurna, membuat siapa saja tergiur untuk mencoba.
Tren ini bukan sekadar soal makanan, tetapi juga tentang pengalaman visual yang memikat hati generasi milenial dan Gen Z. Setelah terpikat oleh video-video itu, saya akhirnya mencoba pengalaman makan steak di Blossom Steakhouse, dan ternyata, kenyataannya jauh lebih mengesankan daripada layar ponsel. Apa yang membuat steak begitu populer di Indonesia, dan bagaimana restoran lokal menjawab tren ini?
Popularitas steak di Indonesia bukanlah kebetulan. Menurut laporan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, konsumsi daging premium seperti wagyu dan angus melonjak 15% sejak 2020 di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali. Media sosial menjadi katalis utama. Video pendek yang menampilkan proses memasak steak, dari pemilihan daging hingga penyajian, tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menciptakan tren gaya hidup.
Restoran-restoran kini berlomba menghadirkan menu yang tidak hanya lezat, tetapi juga “Instagrammable”. Daging yang disajikan di atas papan kayu, ditemani saus spesial atau garnish artistik, menjadi daya tarik yang sulit ditolak. Tren ini mengubah cara kita menikmati kuliner, dari sekadar makan menjadi pengalaman yang layak dibagikan.
Kunci daya tarik steak terletak pada kualitas dan penyajiannya. Daging bersertifikasi seperti USDA Prime atau Australian Wagyu menawarkan tekstur lembut dan cita rasa yang kaya, sesuatu yang sulit ditandingi oleh hidangan lain. Teknik memasak juga berperan besar. Proses seperti dry-aging, yang menyempurnakan kelembutan daging, atau grilling dengan arang untuk aroma khas, membuat setiap gigitan terasa istimewa. Namun, lebih dari itu, steak kini jadi bagian dari gaya hidup modern.
Restoran steak tidak hanya menawarkan makanan, tetapi juga suasana fine dining yang elegan, lengkap dengan pairing wine atau pelayanan yang memanjakan. Pengalaman ini yang membuat saya terkesan saat mengunjungi Blossom Steakhouse—sebuah tempat yang menggabungkan cita rasa global dengan keramahan lokal, menjadikan makan malam terasa seperti perayaan kecil.
Tren steak juga membawa dampak budaya dan ekonomi yang signifikan. Restoran steak kini menjadi magnet pariwisata kuliner, menarik wisatawan yang ingin menjelajahi perpaduan rasa global dan lokal. Beberapa restoran mulai bekerja sama dengan peternak lokal untuk menyediakan daging berkualitas, meskipun impor masih dominan untuk daging premium.
Namun, tantangan seperti harga daging yang tinggi tetap ada, mendorong restoran untuk berinovasi dengan menu yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas. Tren ini menunjukkan bagaimana kuliner bisa menjadi jembatan antara budaya global dan identitas lokal, menciptakan pengalaman yang kaya dan beragam.
Steak telah menjelma menjadi lebih dari sekadar hidangan—it’s a statement. Dari video-video menggoda di media sosial hingga pengalaman nyata di meja makan, steak mengajak kita untuk merayakan cita rasa dan momen. Bagi Anda yang penasaran, cobalah jelajahi restoran steak di kota Anda, dan rasakan sendiri keajaiban daging premium yang disajikan dengan penuh perhatian. Apa pengalaman kuliner steak favorit Anda?

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Mengapa Steak Kini Jadi Tren di Indonesia
Kamis, 29 Mei 2025 08:02 WIBArtikel Terpopuler